Langit perlahan mulai menyelimuti diri dengan bintangnya
Perarakan lentera-lentera malam pun bersuka cita di kejauhan
Angin utara sejuk berhembus menggelitik rasa
Rembulan pun dengan riang bersenandung tuk semesta raya Keagungan Tuhan
Simfoni penghuni malam mengalun tenang di kegelapan
Aroma sedap malam menari ikuti iringan nocturno disini
Bumi seakan bernyanyi merasakan hentakan kaki anak-anak Kehidupan
Dedaunan pun lembut membelai rambutmu seolah dibangkitkan roh penguasa bumi
Hamparan perkebunan bersiluet perbukitan berpintukan kabut jadi satu
Hutan pun ikut menghiasi keindahan yang kini terbentang dihadapan
Wangi bumi tak sanggup gantikan aroma tubuhmu dipelukku
Kehangatan mulai kurasakan saat dua pengembara cinta beri satu kecupan
Matamu berbinar berkilauan dengar kalimat tak tersanggahkan
Jari-jari kecilmu pun berlari memeluk erat diriku
Helai-helai rambutmu pun semakin nyaman kurasakan
Hembusan pelan nafasmu seakan berisikan kasihmu padaku
Lalu takdir itupun dating bersama sang Kehidupan
Merampas sayap kehidupan berlalu darimu
Meronta saat ia jamah dalam tenangmu menuju keheningan
Dan senyum itupun merekah dari wajahmu…
Celotehan penghuni hari pagi pun sadarkan aku
Dari kenangan akanmu lebih tiga tahun lalu
No comments:
Post a Comment