Get $10 into Your paypal Account just for maintaining Your Email

affiliate program

EARN MONEY FROM YOUR WEBSITE

Turn your valuable web site traffic into money. Join our affiliate program. We offer the most pay-per-click rate to help maximize your revenue stream.

Imagine running of a something that never failed to provide you with cash-flow. A never ending income generator, a system so amazingly profitable that you never had to work for a boss ever again!

0 (ZERO) INVESTMENT PROGRAM

We designed this system specifically for NO COST methods, to make thousands, if not millions of dollars, without spending money.

Join our money making program absolutely free and 100% risk free.

Sign Up... Income while you sleep

INCOME WHILE YOU SLEEP

Earn $1,000... $2,000... $5,000...

Turn your site traffic into cash!

You get paid for every visitor that clicks on our advertizing. Our goal is to enable you to make as much as possible from your advertising space. We pay monthly, either by check, or instantly through PayPal.

Our program enables you to generate a steady stream of income, 24 hours a day, 7 days a week, 365 days a year. Allowing you more time to focus on the things you love.

You'll even be making money while your sleep!

Sign Up...

March 28, 2009

Revolusi Internet - Cara Menghasilkan Melalui Affiliate Marketing

Ada 7 cara menghasilkan uang dari Internet. yakni :

- website konten
- resale right
- product creation
- affiliate marketing
- forum
- domain parking
- services

Mungkin dalam tulisan kali ini tidak mungkin Saya bisa membahas semuanya,
Saya akan menjelaskan Salah satunya, yakni services. salah satu services
yang dapat menghasilkan uang adalah dengan Affiliate Marketing

Affiliate Marketing ini adalah salah satu hobby saya. Sangat mudah sekali untuk
mempromosikan barang orang lain, karena Anda hanya tinggal mempromosikan, tidak
perlu membuat surat penawaran, meriset market, dan menciptakan product sendiri.
Tapi ingat tidak semua barang bagus untuk di promosikan, karena beberapa pencipta
barang tidak mengerti bahwa ada atau tidaknya target market mereka.

Tetap sebagai marketer yang baik, Anda harus melihat terlebih dahulu ada atau
tidaknya target market Anda, setelah itu baru Anda mencari barang di market yang
dapat memenuhi kebutuhan orang tersebut. Memang sekarang ini sangat banyak tempat-tempat
yang menawarkan program affiliasi. Tapi tidak semuanya menjanjikan barang yang bagus untuk Anda

Satu hal yang paling cepat dalam menghasilkan melalui Internet Marketing
adalah Affiliate Marketing. Dan dipadukan dengan traffic tercepat, yakni PPC.
Dengan begitu Anda akan mendapatkan komisi dari Internet lebih cepat


Demikian dari Saya, jika Anda merasa ini bermanfaat dan ingin mendapatkan tips
dan trik lainnya,Saya mempunyai seorang teman ahli internet marketing, Namanya Peter Kohar

Membuat Sebuah Panduan Internet Marketing Terdahsyat tahun ini, Paket Revolusi Internet
1eBook, 19 Video Tutorial, 5 Audio CD, 1 Coretan Rahasia Hanya di http://www.revolusiinternet.com/?id=848

February 26, 2009

MLM or NOT??

Kawan-kawan sekalian mungkin bertanya-tanya atau malah curiga dengan tawaran yang saya tawarkan kepada anda semua. Tidak salah memang kawan-kawan seperti demikian. Itu sebagai tanda keseriusan kawan-kawan memegang ideologi yang kawan-kawan yakini saat ini.

Pertanyaan atau kecurigaan kawan-kawan umumnya berkisar antara haram atau tidakkah aktivitas ini? Atau samakah bisnis yang saya tawarkan ini dengan MLM? Saya maklumi hal itu ada dalam benak kawan-kawan. Karena awalnya pun saya mengira bisnis ini adalah semacam MLM, arisan berantai dan money game. Akan tetapi kebanyakan yang bertanya kepada saya umumnya mereka mencurigai bisnis yang saya tawarkan ini adalah semacam bisnis MLM.



Ok, sebelum kita melanjutkan apa perbedaan antara bisnis revolusibutuhduit dengan MLM, ada baiknya kita redefinisikan kembali MLM itu sendiri.


MLM a.k.a Multi Level Marketing

Multi level marketing secara harfiah adalah pemasaran yang dilakukan melalui banyak level atau tingkatan, yang biasanya dikenal dengan istilah upline (tingkat atas) dan downline (tingkat bawah). Upline dan downline umumnya mencerminkan hubungan pada dua level yang berbeda atas dan bawah, maka seseorang disebut upline jika mempunyai downline, baik satu maupun lebih. Bisnis yang menggunakan multi level marketing ini memang digerakkan dengan jaringan, yang terdiri dari upline dan downline. Meski masing-masing perusahaan dan pebisnisnya menyebut dengan istilah yang berbeda-beda. Demikian juga dengan bentuk jaringannya, antara satu perusahaan dengan yang lain, mempunyai aturan dan mekanisme yang berbeda; ada yang vertikal, dan horisontal. Misalnya, Gold Quest dari satu orang disebut TCO (tracking centre owner), untuk mendapatkan bonus dari perusahaan, dia harus mempunyai jaringan; 5 orang di sebelah kanan, dan 5 orang di sebelah kiri, sehingga baru disebut satu level. Kemudian disambung dengan level-level berikutnya hingga sampai pada titik level tertentu ke bawah yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Masing-masing level tersebut kemudian mendapatkan bonus (komisi) sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan. Meski perusahaan ini tidak menyebut dengan istilah multi level marketing, namun diakui atau tidak, sejatinya praktek yang digunakan adalah praktek multi level marketing.

Untuk masuk dalam jaringan bisnis pemasaran seperti ini, biasanya setiap orang harus menjadi member (anggota jaringan) —ada juga yang diistilahkan dengan sebutan distributor— kadangkala membership tersebut dilakukan dengan mengisi formulir membership dengan membayar sejumlah uang pendaftaran, disertai dengan pembelian produk tertentu agar member tersebut mempunyai point, dan kadang tanpa pembelian produk. Dalam hal ini, perolehan point menjadi sangat penting, karena kadangkala suatu perusahaan multi level marketing menjadi point sebagai ukuran besar kecilnya bonus yang diperoleh. Point tersebut bisa dihitung berdasarkan pembelian langsung, atau tidak langsung. Pembelian langsung biasanya dilakukan oleh masing-masing member, sedangkan pembelian tidak langsung biasanya dilakukan oleh jaringan member tersebut. Dari sini, kemudian ada istilah bonus jaringan. Karena dua kelebihan inilah, biasanya bisnis multi level marketing ini diminati banyak kalangan. Ditambah dengan potongan harga yang tidak diberikan kepada orang yang tidak menjadi member.

Namun, ada juga point yang menentukan bonus member ditentukan bukan oleh pembelian baik langsung maupun tidak, melainkan oleh referee (pemakelaran) —sebagaimana istilah mereka— yang dilakukan terhadap orang lain, agar orang tersebut menjadi member dan include didalamnya pembelian produk. Dalan hal ini, satu member Gold Quest harus membangun formasi 5-5 untuk satu levelnya, dan cukup sekali pendaftaran diri menjadi membership, maka member tersebut tetap berhak mendapatkan bonus. Tanpa dihitung lagi, berapa pembelian langsung maupun tak langsungnya. Pada prinsipnya tidak berbeda dengan perusahaan lain. Seorang member/distributor harus menseponsori orang lain agar menjadi member/distributor dan orang ini menjadi downline dari orang yang menseponsorinya (upline-nya). Begitu seterusnya upline “harus” membimbing downline-nya untuk mensponsori orang lain lagi dan membentuk jaringan. Sehingga orang yang menjadi upline akan mendapat bonus jaringan atau komisi kepemimpinan. Sekalipun tidak ditentukan formasi jaringan horizontal maupun vertikalnya.


Fakta Umum Multi Level Marketing

Dari paparan di atas, jelas menunjukkan bahwa multi level marketing —sebagai bisnis pemasaran— tersebut adalah bisnis yang dibangun berdasarkan formasi jaringan tertentu; bisa top-down (atas-bawah) atau left-right (kiri-kanan), dengan kata lain, vertikal atau horizontal; atau perpaduan antara keduanya. Namun formasi seperti ini tidak akan hidup dan berjalan, jika tidak ada benefit (keuntungan), yang berupa bonus. Bentuknya, bisa berupa (1) potongan harga, (2) bonus pembelian langsung, (3) bonus jaringan –istilah lainnya komisi kepemimpinan. Dari ketiga jenis bonus tersebut, jenis bonus ketigalah yang diterapkan di hampir semua bisnis multi level marketing, baik yang secara langsung menamakan dirinya bisnis MLM ataupun tidak, seperti Gold Quest. Sementara bonus jaringan adalah bonus yang diberikan karena faktor jasa masing-masing member dalam membangun formasi jaringannya. Dengan kata lain, bonus ini diberikan kepada member yang bersangkutan, karena telah berjasa menjualkan produk perusahaan secara tidak langsung. Meski, perusahaan tersebut tidak menyebutkan secara langsung dengan istilah referee (pemakelaran) seperti kasus Gold Quest, —istilah lainnya sponsor, promotor— namun pada dasarnya bonus jaringan seperti ini juga merupakan referee (pemakelaran).

Karena itu, posisi member dalam jaringan MLM ini, tidak lepas dari dua posisi: (1) pembeli langsung, (2) makelar. Disebut pembeli langsung manakala sebagai member, dia melakukan transaksi pembelian secara langsung, baik kepada perusahaan maupun melalui distributor atau pusat stock. Disebut makelar, karena dia telah menjadi perantara —melalui perekrutan yang telah dia lakukan— bagi orang lain untuk menjadi member dan membeli produk perusahaan tersebut. Inilah praktek yang terjadi dalam bisnis MLM yang menamakan multi level marketing, maupun refereal business.

Dari sini, kasus tersebut bisa dikaji berdasarkan dua fakta di atas, yaitu fakta pembelian langsung dan fakta makelar. Dalam prakteknya, pembelian langsung yang dilakukan, disamping mendapatkan bonus langsung, berupa potongan, juga point yang secara akumulatif akan dinominalkan dengan sejumlah uang tertentu. Pada saat yang sama, melalui formasi jaringan yang dibentuknya, orang tersebut bisa mendapatkan bonus tidak langsung. Padahal, bonus yang kedua merupakan bonus yang dihasilkan melalui proses pemakelaran, seperti yang telah dikemukakan.


Hukum Syara’ Seputar Dua Akad dan Makelar

Dari fakta-fakta umum yang telah dikemukakan di atas, bisa disimpulkan bahwa praktek multi level marketing tersebut tidak bisa dilepaskan dari dua hukum, bisa salah satunya, atau kedua-duanya sekaligus:

1. Hukum dua akad dalam satu transaksi, atau yang dikenal dengan istilah shafqatayn fi shafqah, atau bay’atayn fi bay’ah. Akad pertama adalah akad jual-beli (bay’), sedangkan akad kedua akad samsarah (pemakelaran)

2. Hukum pemakelaran atas pemakelaran, atau samsarah ‘ala samsarah. Upline atau TCO atau apalah namanya, adalah simsar (makelar), baik bagi pemilik (malik) langsung, atau tidak, yang kemudian memakelari downline di bawahnya, dan selanjutnya downline di bawahnya menjadi makelar bagi downline di bawahnya lagi.

Mengenai kasus shafqatayn fi shafqah, atau bay’atayn fi bay’ah, telah banyak dinyatakan dalam hadits Nabis Saw, antara lain, sebagai berikut:

1. Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, an-Nasa’i dan at-Tirmidzi, dari Abu Hurairah ra. Yang menyatakan:

“Nabi Saw, telah melarang dua pembelian dalam satu pembelian.”

Dalam hal ini, asy-Syafi’i memberikan keterangan (syarh) terhadap maksud bay’atayn fi bay’ah (dua pembelian dalam satu pembelian), dengan menyatakan:

Jika seseorang mengatakan: “Saya jual budak ini kepada anda dengan harga 1000, dengan catatan anda menjual rumah anda kepada saya dengan harga segini. Artinya, jika anda menetapkan milik anda menjadi milik saya, saya pun menetapkan milik saya menjadi milik anda.”

Dalam konteks ini, maksud dari bay’atayn fi bay’ah adalah melakukan dua akad dalam satu transaksi, akad yang pertama adalah akad jual beli budak, sedangkan yang kedua adalah akad jual-beli rumah. Namun, masing-masing dinyatakan sebagai ketentuan yang mengikat satu sama lain, sehingga terjadilah dua transaksi tersebut include dalam satu aqad.

2. Hadits dari al-Bazzar dan Ahmad, dari Ibnu Mas’ud yang menyatakan:

“Rasululllah Saw telah melarang dua kesepakatan (aqad) dalam satu kesepakatan (aqad).”

Hadits yang senada dikemukan oleh at-Thabrani dalam kitabnya, al-Awsath, dengan redaksi sebagai berikut:

“Tidaklah dihalalkan dua kesepakatan (aqad) dalam satu kesepakatan (aqad).”

Maksud hadits ini sama dengan hadits yang telah dinyatakan dalam point 1 di atas. Dalam hal ini, Rasulullah Saw, dengan tegas melarang praktek dua akad (kesepakatan) dalam satu aqad (kesepakatan).

3. Hadits Ibn Majah, al-Hakim dan Ibn Hibban dari ‘Amr bin Syuyb, dari bapaknya, dari kakeknya, dengan redaksi:

“Tidak dihalalkan salaf (akad pemesanan barang) dengan jual-beli, dan tidak dihalalkan dua syarat dalam satu transaksi jual-beli.”

Hadits ini menegaskan larangan dalam dua konteks hadits sebelumnya, dengan disertai contoh kasus, yaitu akad salaf, atau akad pemesanan barang dengan pembayaran di depan, atau semacam inden barang, dengan akad jual-beli dalam satu transaksi, atau akad. Untuk mempertegas konteks hadits yang terakhir ini, penjelasan as-Sarakhsi —penganut mazhab Hanafi— bisa digunakan. Beliau juga menjelaskan, bahwa melakukan transaksi jual-beli dengan ijarah (kontrak jasa) dalam satu akad juga termasuk larangan dalam hadits tersebut.*

Dari dalalah yang ada, baik yang menggunakan lafadz naha (melarang), maupun lâ tahillu/yahillu (tidak dihalalkan) menunjukkan, bahwa hukum muamalah yang disebutkan dalam hadits tersebut jelas haram. Sebab, ada lafadz dengan jelas menunjukkan keharamannya, seperti lâ tahillu/yahillu. Ini mengenai dalil dan hukum yang berkaitan dengan dua transaksi dalam satu akad, serta manath hukumnya.

Mengenai akad (shafqah)-nya para ulama’ mendefinisikannya sebagai:
Akad merupakan hubungan antara ijab dan qabul dalam bentuk yang disyariatkan, dengan dampak yang ditetapkan pada tempatnya.

Maka, suatu tasharruf qawli (tindakan lisan) dikatakan sebagai akad, jika ada ijab (penawaran) dan qabul (penerimaan), ijab (penawaran) dari pihak pertama, sedangkan qabul (penerimaan) dari pihak kedua. Ijab dan qabul ini juga harus dilakukan secara syar’i, sehingga dampaknya juga halal bagi masing-masing pihak. Misalnya, seorang penjual barang menyakan: “Saya jual rumah saya ini kepada anda dengan harga 50 juta”, adalah bentuk penawaran (ijab), maka ketika si pembeli menyakan: “Saya beli rumah anda dengan harga 50 juta”, adalah penerimaan (qabul). Dampak ijab-qabul ini adalah masing-masing pihak mendapatkan hasil dari akadnya; si penjual berhak mendapatkan uang si pembeli sebesar Rp. 50 juta, sedangkan si pembeli berhak mendapatkan rumah si penjual tadi. Inilah bentuk akad yang diperbolehkan oleh syara’.

Di samping itu, Islam telah menetapkan bahwa akad harus dilakukan terhadap salah satu dari dua perkara: zat (barang atau benda) atau jasa (manfaat). Misalnya, akad syirkah dan jual beli adalah akad yang dilakukan terhadap zat (barang atau benda), sedangkan akad ijarah adalah akad yang dilakukan terhadap jasa (manfaat). Selain terhadap dua hal ini, maka akad tersebut statusnya bathil.

Adapun praktek pemakelaran secara umum, hukumnya adalah boleh berdasarkan hadits Qays bin Abi Ghurzah al-Kinani, yang menyatakan:

“Kami biasa membeli beberapa wasaq di Madinah, dan biasa menyebut diri kami dengan samasirah (bentuk plural dari simsar, makelar), kemudian Rasulullah Saw keluar menghampiri kami, dan menyebut kami dengan nama yang lebih baik daripada sebutan kami. Beliau menyatakan: ‘Wahai para tujjar (bentuk plural dari tajir, pedagang), sesungguhnya jual-beli itu selalu dihinggapi kelalaian dan sesumpah, maka bersihkan dengan sedekah’.”

Hanya, yang perlu dipahami adalah fakta pemakelaran yang dinyatakan dalam hadits Rasulullah Saw sebagaimana yang dijelaskan oleh as-Sarakhsi ketika mengemukakan hadits ini adalah:

”Simsar adalah sebutan untuk orang yang bekerja untuk orang lain dengan kompensasi (upah atau bonus). Baik untuk menjual maupun membeli.”

Ulama’ penganut Hambali, Muhammad bin Abi al-Fath, dalam kitabnya, al-Mutalli’, telah meyatakan definisi tentang pemakelaran, yang dalam fiqih dikenal dengan samsarah, atau dalal tersebut, seraya menyakan:

“Jika (seseorang) menunjukkan dalam transaksi jual-beli; dikatakan: saya telah menunjukkan anda pada sesuatu —dengan difathah dal-nya, dalalat(an), dan dilalat(an), serta didahmmah dalnya, dalul(an), atau dululat(an)— jika anda menunjukkan kepadanya, yaitu jika seorang pembeli menunjukkan kepadanya, maka orang itu adalah simsar (makelar) antara keduanya (pembeli dan penjual), dan juga disebut dalal.”

Dari batasan-batasan tentang pemakelaran di atas, bisa disimpulkan, bahwa pemakelaran itu dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain, yang berstatus sebagai pemilik (malik). Bukan dilakukan oleh seseorang terhadap sesama makelar yang lain. Karena itu, memakelari makelar atau samsarah ‘ala samsarah tidak diperbolehkan. Sebab, kedudukan makelar adalah sebagai orang tengah (mutawassith). Atau orang yang mempertemukan (muslih) dua kepentingan yang berbeda; kepentingan penjual dan pembeli. Jika dia menjadi penengah orang tengah (mutawwith al-mutawwith), maka statusnya tidak lagi sebagai penengah. Dan gugurlah kedudukannya sebagai penengah, atau makelar. Inilah fakta makelar dan pemakelaran.


Membedakan Uangpanas & MLM

Sebenarnya tidak ada bedanya antara bisnis dunia nyata dengan bisnis online (dunia maya), hanya saja medianya yang membedakan. Bisnis online jangkauannya global. Kalau kawan-kawan masih belum dapat membedakan apa itu bisnis ini dengan MLM, maka saya coba untuk menyimpulkannya;

1. Intinya dari bisnis ini adalah menjual kumpulan e-book saja. Didalam e-book tersebut terdapat berbagai e-book tentang bagaimana mencari penghasilan melalui internet. Ada yang menjelaskan bisnis pemasangan iklan di internet, bisnis penulisan artikel, bisnis penjualan barang, bisnis pengadaan jasa, bisnis affiliasi, dan sebagainya. Yang membedakan adalah cara kerjanya. Dalam bisnis ini kita tidak perlu bertatap muka. Setelah jual beli ini terlaksana maka hubungan kawan-kawan dengan bisnis ini pada intinya sudah putus. Tidak ada hubungan apapun;

2. Bisnis yang ditawarkan oleh bisnis ini membuka program affiliasi. Dengan catatan khusus untuk client yang sudah mendaftar. Jadi selain kawan-kawan mendapat ilmu dari e-book yang telah kawan-kawan beli, kawan juga mendapat kesempatan untuk mengajak orang lain mendapat ilmu serupa. Program ditawarkan oleh bisnis ini memang memberikan istilah member bagi para client tadi. Akan tetapi fungsi dan perannya tidak seperti member dalam MLM. Ini hanya pendataan secara otomatis agar si empu pemilik bisnis yang ditawarkan oleh bisnis ini tidak salah ketika harus memberikan fee atas usaha seseorang yang berhasil membawa buyer untuk membeli kumpulan e-book-nya;

3. Bisnis affiliasi yang ditawarkan oleh bisnis ini tidak mengenal istilah upline & downline seperti halnya MLM. Tidak pula mengenal bahwa yang pertama kali membeli maka otomatis dia menjadi upline atau sebaliknya. Hierarki sistem downline seperti pola jaringan atas – bawah atau kiri – kanan dalam MLM tidak ada sama sekali. Disini kawan-kawan hanya membantu menjualkan produk empunya bisnis ini (berupa e-book) atau affiliate (bahasa kasarnya makelar) dengan perjanjian adanya fee sebesar X% apabila kawan berhasil menjualkan produk bisnis yang ditawarkan oleh bisnis ini. Tidak berarti dengan keberhasilan kawan-kawan maka kawan akan menjadi upline lantas yang membeli melalui kawan-kawan menjadi downline. Tidak demikian. Sekali lagi ini seperti halnya usaha permakelaran. Misalnya seperti ketika kawan membantu menjual rumah seseorang. Kita mendapatkan komisi ketika berhasil membawa seorang buyer yang closing dengan owner rumah pada besaran harga yang telah disepakati;

4. Dalam bisnis affiliasi yang ditawarkan oleh bisnis ini tidak dikenal sistem point sebagaimana umumnya dalam MLM. Semua berdasarkan pembelian langsung. Setelah terjadi ijab & qabul maka hubungan itu terputus sama sekali. Yang ada hanya fee kepada si pembawa buyer saja. Dan itu hanya untuk saat itu saja. Setelah itu dia tidak mendapatkan fee apa-apa kecuali kalau dia berhasil membawa buyer lagi;

5. Tidak pula dikenal adanya bonus jaringan, bonus pembelian langsung, potongan harga untuk membeli barang lainnya, dll. Sebab sejak awal memang bisnis ini bukanlah bisnis jaringan. Ini adalah murni hubungan jual beli biasa namun dilakukan secara online. Adapun ketika dalam program affiliasi terdapat bonus, itu semata ibarat sebuah broker dimana hubungan yang terjadi hanya antara pemilik e-book, broker dan buyer saja. Kuatintas buyer yang kawan-kawan bawa tidak berpengaruh terhadap besarnya fee yang diterima. Fee tetap sesuai dengan kesepakatan diawal sampai kapan pun yaitu sebesar X% dari setiap harga penjualan;

6. Tidak terjadinya kasus shafqatayn fi shafqah/bay’atayn fi bay’ah atau dua akad dalam satu transaksi seperti dalam kasus MLM pada umumnya;

7. Simasar (Orang yang bekerja untuk orang lain dengan kompensasi baik untuk menjual maupun membeli.) yang terjadi adalah simsar yang dibolehkan hukumnya. Bukan dilakukan oleh seseorang terhadap sesama makelar yang lain. Karena memakelari makelar atau samsarah ‘ala samsarah tidak diperbolehkan;

8. Kawan-kawan tidak akan mendapatkan keuntungan –sampai kapan pun- dari bisnis yang ditawarkan oleh bisnis ini kalau kawan-kawan tidak mau mempelajari isi dari e-book tersebut serta tidak mau mulai mengaplikasikannya. Ingatlah! Bisnis afiliasi yang ditawarkan disini adalah salah satu dari cara mendapatkan duit yang diberikan melalui jalur online. Masih banyak cara lain yang bisa kawan dapatkan selain itu dari bisnis yang ditawarkan ini.



KLIK DISINI PASSIVE INCOME

June 23, 2008

After almost @ haLf yEar

Mbak Ummi dah ga sabaran ya liat postingan baru saya...
Saya lagi sibuk soalna ma semester ini...yang menurut saya ga jelas banget...

Last but no Least...
Wait For My Next Short Story^_^

January 30, 2008

After OS Practical TesT

Pusing...pening..hidung mampet...kelas yang super dingi karena AC-na ada ditemperatur 28...
walhasil, keadaan gw semalem yang udah pilek trus disuruh temen gw jenguk temen gw yang baru aja pulang dari rumah sakit karena
abis kecelakaan, malem2 dengan suasana mendung+angin kenceng waktu gw bawa motor ke arah rumah dia...(panjang bgt ya??)jadi tambah mampet.

Ditambah ujian semester PSO1 yang tiap jawabannya kudu pake karangan deskripsi+pake majas hiperbola, nambah bikin perut yang laper karena dingin jadi tambah laper karena uler2 diperut gw bikin konser akbar...

Tapi yang lalu biarlah berlalu...tinggal nunggu nilai-nya keluar aja^_^
Dengan ini , gw ngucapin sampe ketemu di PSO 2...

January 29, 2008

Akhirnya...

At least..
tempat sampah saya akhirnya normal lagi...
buat smuanya, ditunggu kritikan, saran, dan masukannya^_^

January 28, 2008

Rheo Part II

Terdengar sebuah ketukan lembut dipintu kamarku. Dan sosok yang muncul dari balik pintu itu berkata...

“Kak, Rehan boleh masuk??”.

“Masuk aja. Lagian sejak kapan loe berubah sopan gitu?”, ujarku.

Dia pun melangkah masuk ke kamrku dan mengambil joystick PS2 yang tergeletak tak jauh dariku. Kemudian ia berkata lagi...

“Kakak nge-net lagi yach?”.

“Ya..biasalah”, sahutku.

“Kak, tadi waktu disekolah…bukan Rehan yang nyuruh mereka. Sumpah… kakak liat sendiri kan? Rehan tadi cuma bersandar ditembok”, jar dia tiba-tiba sembari memasang tampang memelas berharap aku percaya.

“Iya gue liat koq. Lagian gue juga ga bakal ngapa-ngapain kalopun misalnya loe juga ikut-ikutan ngeganggu si kacamata”, jawabku tenang dan kemudian aku berbalik kepadanya dan tersenyum.

Rehan adalah salah satu adikku. Dia anak kedua dikeluargaku. Selain dia aku masih punya satu adik lagi, adik perempuan. Si bungsu, namanya Mirelle. Rehan seperti yang sudah diceritkan sebelumnya, masih duduk dikelas satu SMA, dan ia satu sekolah denganku. Diantara adik – adikku, Rehan yang bisa dikatakan paling dekat denganku. Sedangkan Mirelle, ia lebih cenderung bersifat manja dengan kedua orangtuaku. Mirelle sendiri duduk dibangku SMP kelas 3. Meskipun begitu, aku dan adik-adikku tidak pernah mendapatkan kasih saying yang berbeda dari orangtua kami. Dan itulah yang pantas kami syukuri. Kami bahagia dengan keadaan kami.

Aku dan adik-adikku bukan keturunan Indonesia asli. Papaku sendiri asli orang Jepang dan Mamaku asli Jogjakarta. Ceritanya, dulu waktu masih muda Papaku dan adiknya kabur dari rumahnya karena tidak tahan dengan sikap Ayah mereka. Mereka pun akhirnya memutuskan migrasi ke Indonesia. Di Indonesia, Papaku melanjutkan kuliahnya di Jogja dan disana pula Papa bertemu wanita yang membuatnya jatuh cinta. Wanita itulah yang akhirnya jadi pendamping hidup Papaku sekarang.

Sedangkan adik Papa, akhirnya menikah dengan seorang wanita asal Solo. Dari pernikahan mereka, lahirlah seorang anak laki-laki yang mereka beri nama Riki Hadinata.

Aku dan adik-adikku sebenarnya punya nama Jepang pemberian Papa, tapi tidak kami gunakan dengan alasan kami tinggal di Indonesia dan bukan di Jepang.

Kakekku, meskipun pada awalnya bersikap keras pada anak-anaknya pada akhirnya bersedia memaafkan mereka. Kakek meminta Papa dan Omku untuk kembali ke Jepang. Tapi mereka menolak karena bisnis mereka di Indonesia sedang berkembang dan mengalami kemajuan yang pesat, jadi mereka memutuskan untuk menunda kepulangan mereka ke Jepang. Papa dan Om pun berjanji pada Kakek, bila tidak ada pekerjaan yang sangat penting mereka akan kembali ke Jepang.

************

Hari minggu itu, matahari disudut timur berlari-lari kecil menerobos mencoba mencuri-curi kesempatan untuk memberikan sinarnya dari balik arak-arakan awan. Rinai titik air terlihat sedang melakukan atraksi terjun bebas dari sela-sela dedaunan pohon pinus di taman rumahku, tanda seusai hujan tadi malam. Rerumputan pun terlihat hijau segar kembali oleh sisa-sisa air hujan.

Di sudut taman, terlihat Papa dan Rehan sedang bermain shogi, sejenis permainan catur ala Jepang di gazebo belakang rumah. Mama dan Mirelle pun terlihat asyik melihat permainan mereka sembari terkadang memberi komentar permainan mereka.

“Mau kemana Rheo?”, tanya Mama saat melihatku berjalan kea rah garasi.

“Rheo cuma mau berkunjung ke suatu tempat Ma. Dah lama Rheo ga kesana”.

“Tempat apa sih Rhe?”, tanya Papa penasaran.

“Cuma tempat yang punya kenangan tersendiri buat Rheo koq Pa. Rheo pamit dulu ya Ma…Pa…”, jawabku sembari mencium tangan mereka.

“Koq kakak ga cium tangan Mirelle juga kak?”,sahut si Bungsu.

“Iya..iya. mana sini?”, kataku sambil menyodorkan tanganku. “Gue pergi ya Han?”, kataku kemudia pada Rehan.

“Hem……ati-ati dijalan ya Kak”.

Ketika aku hendak membuka pintu mobil, dari arah gazebo terdengar sorakan, “Papa kalah!! Papa kalah…!!!”.

************

Mobilku melaju diantara ramainya kendaraan yang lalu lalang ditiap ruas jalan di Jakarta. Kususuri jalan-jalan ibukota dengan perasaan bercampur aduk. “Haruskah aku ketempat itu?”, tanyaku dalam hati.

Aku menelusuri jalan setapak sambil memmbawa seikat bunga yang kubeli dekat aku memarkirkan mobilku. Sesampai ditempat yang aku tuju, didepan mataku terbentang sebuah pusara diantara pusara-pusara yang lain. Sekali lagi, setelah sekian lama aku harus melihat tulisan yang tertera pada nisan pusara itu…

Renata S

binti

Brawijaya

Lahir: 14-08-85

Wafat: 04-09-99

Aku lalu berjongkok disamping pusara itu, lalu berkata dalam hati,”Aku kembali sayang…”.

Aku terdiam seribu bahasa disamping pusara. Air mataku terkadang mencuri kesempatan untuk keluar dari mataku. Sampai akhirnya kubiarkan saja air mataku keluar dan bermain di pipiku.

“Sudah dua tahun sayang…”, kataku sedikit terisak. Lalu aku pun seperti tersedot masuk kedalam pusaran kenanganku.

Saat itu aku duduk diruangan serba putih. Disitu aku duduk sambil memegang tangan Rena yang terbaring lemah didepan mataku. Botol dan jarum infus menghiasi sekujur tubuhnya. Dia terbaring disitu karena kecelakaan yang menimpanya sekitar lima jam sebelumnya. Dia belum sadar dari kritisnya dan disampingnya aku terus berdoa agar dia segera pulih.

Tak lama kemudian, kelopak matanya terbuka. Dia tersenyum kepadaku, lalu berkata,”Abie…kamu disini. Aku ada dimana?”.

“Iya..aku disini. Kamu sekarang ada dirumah sakit. Kamu sekarang jangan banyak gerak dulu ya Bunda. Kamu harus istirahat biar kamu cepet sembuh.”

“Maafin aku ya, Abie..dah buat kamu cemas” ,ucap Rena lirih.

“Ga ada yang perlu dimaafin Nda…” , jawabku berusaha menenangkan.

Menit-menit berlalu dengan obrolan kami. Dia memintaku mengambilkan secarik kertas dan pena untuknya. Dan dia, mulai menulis…sebuah puisi. Setelah itu dia berkata pelan

“Abie harus simpan ini baik-baik”.

Esok harinya, pukul 07.35, aku menerima telepon dari Mamanya Rena.

“Rheo…kamu yang tabah ya sayang. Rena baru aja kembali ke Yang Maha Kuasa…”, suara diseberang sana memberi tahuku diantara isak tangisnya.

Aku tak mampu membendung rasa dukaku. Baru kemarin Rena mengobrol dan membuatkan puisi untukku. Aku lalu teringat pada puisi yang dibuatnya kemarin dan belum sempat kubaca. Setelah selesai membacanya…

“Tuhan…mengapa Kau ambil dia dariku?!”, isakku pelan.

Aku ikut mengantarkan Rena ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Menemaninya disaat-saat dia hendak beristirahat dari lelah dunianya selama ini.

Kejadian tiga tahun lalupun memudar dan digantikan dengan kenangan berikutnya. Satu tahun berikutnya aku kembali kesini. Menatap sedih pusara didepan mataku. Lalu…

“Bunda…aku udah jadian sama Kinan. Udah dua bulan. Tapi sekarang aku harus pergi… aku harus ngelanjutin studi aku disana”, ujarku saat itu.

Dan sekarang, aku kembali kesini. Bukan untuk mengantarkan ataupun pamit padanya. Aku hanya ingin menumpahkan rasa kangenku padaya. Aku pun bercerita pada pusara didepanku tentang semua yang terjadi padaku selama dua tahun terakhir. Kemudian berkata,” Dia mengkhianatiku…”.

************

“Huh…quesioner lagi…quesioner lagi”, keluh Thomas di Senin pagi itu. “Siapa sih yang doyan ngasih kita quesioner tiap hari Pak?”, tambahnya.

“Iya nih Pak…udah orangnya ga jelas, pake acara ngasih quesioner lagi”, sahut Tanya.

“H.T…katanya sih mahasiswa asal Jepang. Tapi koq ga pernah ngasih liat wujud aslinya. Jangan-jangan keturunan jin tuh orang”, ucap Ican. Aku pun tersenyum mendengar ucapannya.

“Sudah…sudah. Jangan banyak ngeluh. Yang penting kalian isi saja quesionernya”, kata Pak Ramdan, wali kelas kami menenangkan.

************


“Eh, Rhe…ntar sore loe ikut kan nonton pertandingan basket disekolah kita?”, tanya Andre pada saat kami berjalan keluar dari perpus.

“Jam berapa?”, tanyaku.

“Jam 3…loe dateng kan?”.

“Iya..gue dateng. Tenang aja…”.

“Hmmmm…mereka lagi ”, kata Andre sambil menunjuk kea rah rehan dan teman-temannya. Dari arah belakang, kami dikejutkan oleh suara Riki

“Da pa?mereka buat onar ma loe berdua?”.

“Nggak koq”, jawab Andre.

Kulihat Rehan dan teman-temannya pergi ketika melihat kami. Mata mereka sudah tidak lagi tertujub kepada kami seperti sebelumnya. Sepertinya Rehan sudah memberitahukan sesuatu kepada mereka.

************

Sore itu, pertandingan basket sudah dimulai. Aku datang terlambat karena ada sesuatu urusan yang harus Aku selesaikan. Aku mulai mencari-cari dimana teman-temanku berada. Sampai akhirnya aku melihat mereka duduk dibawah pohon didepan laboratorium fisika. Aku tidak menyadari bahwa sejak Aku tiba disini, Aku sedang diawasi oleh seseorang.

“Koq telat Rhe?”, tanya Riki ketika Aku sampai ditempat mereka.

“Gue ada urusan bentar”.

“Rhe…loe kemaren cerita tetntang Kinan kan?. Gue mo ngasih tau klo…” belum selesai dia bicara, tiba-tiba ada yang mendekapku dari arah belakang.

“Rheo…sayang… kamu udah pulang Babe?”,ujar suara dibelakangku. Aku lalu melepaskan dekapannya dan kemudian berbalik.

“Kinan…?”, kataku sedikit terkejut. Kulihat dia tersenyum kepadaku.

“Aku kangen banget ma kamu Babe”, katanya sambil kembali memelukku. Kurasakan ada nada kegembiraan dalam nada suaranya, tapi itu malah membuatku semakin tak ingin bertemu dengannya dan ingin segera lepas dari pelukannya.

“Kamu kenapa sih Babe? Kamu ga kangen sama aku?”. Kulihat ada seseorang yang kukenal dua tahun lalu mengawasi dari bangku pamain basket sekolah lain. Dia lalu berjalan menuju ke arahku.

“Kinan ngapain kamu disini sayang? Dan siapa cowok i…”, kalimatnya terhenti saat melihatku. Lalu berkata lagi

“Rheo? Loe Rheo kan? Pa kabar?”.

“Baik…”, jawabku hambar.

“Kinan?kamu kenal Rheo? Dia sahabat kamu?”, tanya cowok itu. Ada ekspresi tidak nyaman terlihat diwajah Kinan.

“Raya, kamu kenal Rheo dimana?”, tanya Kinan sedikit takut.

“Aku kenal waktu dirumah sakit. Kamu inget kan waktu aku nungguin kamu dirumah sakit pas kamu kena DBD dua tahun lalu. Waktu itu aku cerita ke kamu ada cowok yang salah masuk kamar”. Kulihat wajah Kinan sedikit terkejut, lalu dia melihatku. Matanya mulai sedikit berkaca-kaca.

Ingatan itupun muncul kembali didepanku. Kejadian satu setengah tahun yang lalu memaksaku untuk mengingatnya kembali.

Aku sedang dalam perjalanan pulang ke Indonesia pada awal liburan semesterku. Ketika sampai di Bandara, aku mendapat telepon kalau Kinan masuk rumah sakit karena terserang DBD. Aku pun langsung menuju kesana. Tapi sesampainya disana, Aku melihat sesuatu yang tidak ingin aku lihat. Duduk disamping Kinan, seorang laki-laki yang dengan penuh kasih sayangnya mengenggam tangan Kinan sementara Kinan terlelap.

Laki-laki itu melihatki yang sedang berdiri di ambang pintu masuk. Aku pun pergi meninggalkan pemandangan itu dengan perasaan sedih dan kecewa. Tapi laki-laki yang kulihat bersama Kinan tadi mengejarku, lalu berteriak

“Hei…! Tunggu! Loe ngapain tadi?”, tanyanya sedikit kasar.

“Oh…maaf. Gue pikir itu tadi ruang perawatan sepupu gue. Tapi bener koq tadi gue ga sengaja ngeliat loe lagi…”kataku sedikit berpura-pura.

“Ooo…gue pikir loe tadi mau ngelakuin tindak criminal. Kalo gitu gue juga minta maaf dech dah mikir yang macem-macem tentang loe. Gue Raya, dan itu tadi pacar gue. Dia kena DBD. Makanya dia dibawa kesini”.

“Pacar loe? Udah lama jadiannya? Keliatannya mesra banget?”, tanyaku dengan perasaan getir yang kusimpan dalam hati.

“Iya..gue dah jadian sama dia enam bulan”. Deeg…enam bulan?? Itu artinya sejak aku pergi melanjutkan studi…

“Btw, nama loe siapa?”, tanya laki-laki itu.

“Panggil aja gue Rheo..”, kataku sambil berlalu darinya.

…………………………………………

“Kin, sebaiknya loe lepasin Rheo. Udah cukup loe nyakitin perasaan dia.”, ujar Riki membuyarkan ingatanku.

“Maksud loe apa?”, tanya Raya.

“Maksudnya, gue minta Kinan buat jangan pernah nemuin Rheo lagi dan mulai sekarang Rheo udah bukan cowok seorang Kinan lagi”.

“Kinan??”, Raya mencoba mencari penjelasan.

“Loe dongo’ pa o’on sih? Loe tuh dibo’ongin ma Kinan. Sebelum dia jadian sama loe, dia dah jadian ma Rheo. Itu artinya, loe jadi selingkuhannya”, sahut Riki pedas.

“Kinan…”, Raya mencoba untuk tidak percaya ucapan Riki.

“Maafin aku Raya..aku manfaatin kamu selama ini”,ucap Kinan lirih. Dia lalu melihat ke arahku, lalu berkata, “Tapi aku masih sayang kamu Rhe…”.

“Udah ga da gunanya Kin. Gue dah terlanjur sakit hati karena loe. Loe dah bikin gue kecewa. Selama gue ga ada, loe dah selingkuh ma orang lain, loe ga pernah bales semua email yang gue kirim ke loe, ato nerima telepon dari gue”, kataku berusaha tenang.

“Tapi Rhe… aku ga mau pisah dari kamu..”, isaknya.

“Loe ga mau pisah? Loe sadar ga sama ucapan loe? Loe ga mau pisah tapi disisi lain loe udah ngekhianatin kepercayaannya dia. Punya otak ga sih loe?”, sela Riki. “ lagian mo dikemanain selingkuhan loe?!”, lanjut Riki.

“Rhe…please…”, Kinan memohon disela tangisnya.

“Kin…kita sampe disini aja ya? Lagian kasian Raya kalo loe masih sama sama gue. Waktu yang loe abisin kan lebih banyak sama dia daripada sama gue”, ujarku tenang.

“Tapi Rhe…aku masih sayang banget sama kamu”, lirih Kinan sambil memegang tanganku.

“Nggak…nggak ada tapi-tapi. Loe baik-baik ya ma Raya”, ucapku. Kulihat wajah Kinan yang basah karena air mata. Dia seolah tidak ingin melepaskanku. Tapi rasa sakitku lebih besar dari rasa bahagiaku. Dukaku lebih besar dari sukaku. Aku lalu melepaskan diri dari pegangan tangan Kinan dan Aku pun beranjak pergi dari tempat itu tanpa menatap Kinan yang masih menangis.

“Semua udah berakhir Kin…”, ucapku dalm hati.

************

“Ki… Rheo dah tiga hari ga masuk sekolah. Dia kemana sih?”, tanya Andre Kamis itu sebelum jam pelajaran pertama dimulai.

“Ga tau. Gue udah coba ngecek kerumahnya tiga hari ini, tapi orang-orang dirumahnya bilang kalo dia lagi pergi. Dari pagi ampe malem lagi…”.

Lalu suasana kelas 3 IPA A berubah hening ketika Pak Jaya, Kepala Sekolah masuk. Seisi kelas terkejut ketika melihat orang yang berjalan dibelakangnya.

“Anak-anak…hari ini, mahasiswa asal Jepang yang sering ngasih kalian quesioner akan kembali ke Jepang. Dia kesini untuk mengucapkan terima kasihdan sekalian pamit pada kalian semua”.

“Tapi Pak? Ga mungkin dia kan Pak orangnya?”, ujar Thomas.

“Iya… gue orangnya Mas”, sahutku.

“Nggak mungkinlah Rhe. Nggak mungkin sekarang loe dah jadi mahasiswa. Loe tuh klo becanda yang masuk akal dikit napa”, ujar Riki. “Lagian di quesioner itu namanya…”

“H.T..Hikaru Takizawa. Loe ga lupa sama nama Jepang gue kan?”, potongku.

“Tapi gue piker itu bukan loe”, sahut Riki.

“Terus kenapa bisa loe jadi mahasiswa?”, tanya Andre.

“Waktu gue ngelanjutin studi gue ke Jepang, Bokap masukin gue disekolah ngetop disana. Ngeliat prestasi gue yang kaya’ anak lainnya, akhirnya gue direkomendasiin pihak sekolah buat ikut tes masuk Universitas, setahun waktu gue mulai sekolah disana. Dan gue lulus tes masuk, dan sampai sekarang gue tercatat sebagai salah satu mahasiswa Fakultas Psikologi di Universitas Tokyo”.

“Tapi loe bilang kan selama ini loe ngelanjutin studi di Jogja?”, sahut Riki belum bisa menerima.

“Itu cuma cerita karangan gue Ki..”, ujarku.

Aku lalu berpamitan pada teman-temanku dan mengucapkan terima kasih pada mereka. Pada awalnya Riki belum bisa menerima, tapi berkat penjelasanku dan bujukan dari Andre, Ical, dan Thomas akhirnya dia bisa mengerti.

Ketika Aku berjalan di lorong koridor sekolah, Rehan dan teman-temannya menghampiriku.

“Mo nagapain loe semua?”, sahut Riki yang ikut mengantarku sampai depan gerbang sekolah.

“Cuma mo ngeliat kakak gue buat terkhir kalinya disini”, balas Rehan enteng.

“Kakak?”, tanya Riki sambil menoleh ke arahku.

“Iya… masa loe lupa sih ma sepupu loe sendiri? Adik gue yang nomer dua. Yang sering loe liat dirumah itu kan si Mirelle”, jawabku sambil tersenyum.

“Kak…ati-ati yach. Kakak harus janji klo kakak dah selesai kuliah disana, kakak harus balik lagi ke Indonesia”.

“Beres…”, ucapku.

“Oia…kak. Ini ada oleh-oleh dari kita. Anggep aja ini kado permintaan maaf dari kita karena waktu itu pernah nantangin Kakak”, kata Bram sambil memberikan sebuah bingkisan kepadaku.

“Thanx ya…”, ucapku pada Bram.

Aku juga kemudian berpamitan pada Rehan dan teman-temannya.

************

Didalam mobil, aku melihat-lihat Jakarta sebelum aku pergi ke Bandara. Lalu aku meminta supir untuk pergi ke suatu tempat…

“Bunda…Abie harus pergi lagi. Semua urusan aku disini dah aku selesaiin semuana termasuk urusanku sama Kinan. Abie janji suatu hari nanti, Abie bakal balik kesini lagi. Abie bakal jenguk Bunda lagi disini. Abie sayang Bunda…”, bisikku.

“Sampai nanti…Bunda”.

Dan pusara itu jadi saksi kepergianku lagi.

January 26, 2008

Two Days B4 Exam

Two days...
Yeah...just two days before I have to face the final exam...
What should I do????
Have more practice??
Something which I can't think to decide it....
Hope I can through this...

January 24, 2008

AnNounCe t0 alL of my fRieNds..
SiNce my bL0g's stilL oN
uNderReconStruCtion aNd da go0Gle
acCouNt's n0t caPabLe f0r tHis tiMes, I juZ wanNa sAy soRry iF U're fiNd a LoT 0f miNus on my bLog..

Hope U could be understand...^_^